Desember Punya Cerita (part1)

by - April 26, 2016



Assalamu'alaikum wr wb
Bismillahirahmanirahim,

3 tahun berturut-turut di Desember jadi bulan yang punya kesan mendalam di hidupku. Seringkali peristiwa di bulan itu jadi pengingatku tentang hidupku yang penuh kejutan ini. Pada part 1 ini, aku ingin sharing tentang moment di bulan Desember tahun 2013 .

Pada Desember tahun ini jadi satu titik balik ku dalam hal spritual.
Berstatus mahasiswi tingkat akhir, aku sedang hectic menggarap skripsi di penghujung tahun 2013, deadline outline Januari jadi kejar tayang. Pagi itu masih di awal Desember, aku siap berangkat ke salah satu stasiun televisi swasta untuk menemui narasumber sebagai bagian dari research skripsiku. Rencana awal aku berangkat sendiri menggunakan kendaraan umum, sambil nge-bolang karena belum pernah ke daerah tempat tujuanku itu. Entah kenapa ummiku 'kekeuh' melarangku untuk berangkat sendiri, sampai outfitku hari itu diaturnya, akhirnya berangkat lah aku diantar oleh abiku agar ummi tenang dan senang :) .

Agenda pertama setelah berangkat adalah fotocopy dokumen. Seperti yang biasa aku lakukan kalo diantar abi ke tempat fotocopy, aku turun menyebrang untuk fotocopy dan abi memarkikan mobilnya agar setelah aku selesai kami bisa segera meluncur. Aku merasa sudah aman saat menyebrang, tapi qadarullah saat aku memasuki bagian tahap akhir penyebrangan, DAARR, motor dari arah berlawanan menabrakku. Tak ada rasa saat itu, mataku terpejam, saat aku sadar aku sudah tergeletak dijalan dan merasakan sakit di beberapa bagian tubuhku. Abiiiii, Aku berteriak kencang, kejadiannya sangat cepat.. bahkan abi belum selesai parkir, saat mendengar jeritan, abi langsung keluar dari mobil, terkejut mendengar suara yang ternyata berasa dari putrinya,  spontan tanpa memikirkan mobil yang masih menyala abi langsung lari menghampiriku dengan wajah yang tak bisa lagi digambarkan.

Singkat cerita, hiruk pikuk jalan mengarah pada peristiwa tabrakanku, pelaku abi bawa bersama dengan ku. Rintihan ku tertolong dengan suara abi yang menenangkan, walau aku tau betapa tidak tenangnya ia saat itu. Setelah mengamankan pelaku dirumah (lokasi kejadian tidak terlalu jauh dari daerah rumah), abi langsung membawa ku ke RS terdekat. Kekhawatiran ummi pagi itu ternyata terjadi, di ruang UGD, Oksigen-Infus dan beberapa alat langsung dipasangkan di tubuhku. Beruntung bagian kepalaku tidak terbentur, aku masih sadar dan bisa memberitahukan dokter jaga pada bagian mana aku merasakan sakit. Rongent segera dilakukan untuk mengetahui keadaan dalam tubuhku. Selama proses, aku berusaha untuk tidak merintih, aku ingat bahwa dzikir adalah cara ampuh untuk menenangkan hati.

Terbuka gorden tempat ku berbaring, tampak wajah menutupi kesedihan nya, tapi tak terbendung. Saat itu aku melihat abiku menangis, dia ucapkan kata "Kamu Harus SABAR ya kak". Aku tanya seberapa parah luka didalam tubuhku, setelah abi jelaskan, aku tak berpikir tentang kondisi ku, aku menangis dan minta maaf padanya, aku akan merepotkannya lagi, aku bikin ia khawatir lagi :( .

Patah tulang bagian panggul, tepatnya penyangga organ-organ perut termasuk rahim. Di kuatkan dengan tensi yang terus menerus drop, menandakan ada pendarahan dalam, hingga abi sudah siap siaga meminta donor darah untukku. Hmmm, sudah terbayang bagaimana kondisinya ? seorang gadis luka pada bagian penting wanita, itu artinya luka ini akan mempengaruhi banyak hal di kehidupanku nanti. Tapi disinilah aku letak ujian yang sedang Allah berikan padaku. Aku bersukur punya Orangtua dan keluarga yang menenangkan ku dengan kalimatNYA. Bahkan sesampainya ummi di ruang UGD , ia hanya menciumku dan memintaku  untuk banyak-banyak berdzikir, padahal aku tau hatinya runtuh melihat keadaan putrinya saat itu.

Ku coba larutkan proses sakit ini dengan dzikir membaca Al-Fatihah, surat yang kutahu sebagai penyembuh. Kulantunkan sambil sesekali menyentuh bagian yang didiagnosa patah. Ambulans membawaku ke Rumah Sakit yang lebih besar, kerumunan perawat dan  keluarga terutama adik-adikku bekerjasama untuk menggontongku agar berpindah tempat dengan posisi tubuh yang aman, cukup dramatis ya hari itu :" . Sampai pada ruang istirahat, datangnya para penjenguk yang tau berita kecelakaan ku secepat ini membuahkan doa dan semangat.

Dokter baru bisa datang esok siang, jadwal rontgen ulang ku dijadwalkan pagi nya. Sebelum masuk ke ruang rongent, ada dialog yang tak akan pernah ingin aku lupakan, itulah salah satu alasanku kenapa aku harus menulisnya di blog ini.
Abi : "Kita ke ruang rongent ya ka"
Aku : "Iya bi, bi... kan dari kemarin kaka udah banyak dzikir, sudah banyak doa, sudah banyak yang doain, mungkin ga ya kalo Allah pindahkan penyakit nya. paling tidak ke bagian yg gak rawan-rawan banget .. hehe" ucapku sambil mencairkan suasana
Abi : Ga ada yang ga mungkin ka, Kalo Allah jadikan maka jadilah. Siapa tau Allah lagi ngetes kita, seberapa kuat dan sabar kita dalam menghadapi ujianNYA dan ridho akan takdirNYA. Kalo Allah rasa kamu sudah mampu lewati ya bisa jadi Allah selesaikan ujian itu dengan caraNYA.
Aku : :)

Sambil menunggu hasil rongent, aku coba terus memahami dialog tadi, hingga aku yakin aku harus bisa menghadapi kondisi apapun yang terjadi padaku kedepannya nanti. Kemudian abi datang dengan tersenyum, sambil mendorong kasur ku (saat itu aku hanya boleh berbaring, jadi kemana-mana bawa kasur hehe) abi berbisik, Allah kabulkan doamu kak . AllahuAkbar, tak terasa hatiku bergetar hingga menetes air mataku. Sampai saat akhirnya dokter datang menjelaskan bahwa kondisi tulang ku memang terluka, tapi hanya pada sampai pada tahap retak di kedua tulang panggul .

Entah salah diagnosa atau memang sebenarnya kondisi ku kemarin memprihatinkan, tapi situasi tersebut jadi tahap ujian bagiku dan keluarga kami. Aku makin paham makna "Allah menyuruh kita Sabar dan Tawakkal",
ujian ini punya dua Pilihan proses :
1. Aku Makin Dekat DenganNYA karena Sabar atau
2. Aku Hanya Mengeluh dan Menganggap Allah tidak Adil. Resultnya sudah Allah tetapkan, aku sembuh, tapi bagaimana proses sembuh itu yang Allah ingin lihat .

itu moment di penghujung tahun 2013 ku, Alhamdulillah terlewati walau harus dengan bedrest 3 bulan sambil mengerjakan skripsi dan Alhamdulillah lulus di akhir maret 2014 yippie :)..

Be better

Hilma Herzegovina


You May Also Like

0 comments