An Extraordinary Life (Pt.1)
Bismillahirahmanirahim,
Aslamu'alaikum good readers ^^
Alhamdulillah, Sudah hampir 2 bulan sejak aku menyelesaikan perjalanan panjang di masa perkuliahan.
10 mei 2014 akhirnya aku wisuda sebagai moment kelulusanku..
Subhanallah, Amanah ini
makin besar, karena gelar bukan untuk dipamerkan atau bahkan
dibanggakan. Toh, pada akhirnya yang kekal menanti kita karena amalan
bukan karena sanjungan .
ilmu yang didapat harus jadi manfaat,insyaAllah :) ,
Yup, semua setuju bahwa gelar sebagai sarjana bukan jadi tujuan utama,
apalagi jika mengingat kembali impian yang telah dirintis dari perjalanan selama kuliah.
So excited to face the real world now, am i?
Sebelum memulai masa menjadi wanita berkegiatan kantoran alias cari kerja dan pengalaman , aku mau sharing tentang siapa dan apa aja yang terjadi pada 3,5 tahun di masa hidup ku selama kuliah..
do you curious with my story?? haha
okaai, pertama.. aku mau mengenalkan seorang perempuan cantik bernama Riantam N. Faria.
gadis yang suka aku sapa metii ini adalah orang yang sangat berpengaruh selama 3,5 tahun tahun aku hidup di lingkungan President Universtiy.
yup, she is my best roommate.
Pertemuan awal yang menggiring kita menuju sebuah kamar berukuran 7x10 ubin (kurang lebih), membuat kami jadi sangat dekat. Bukan karena kami selalu bertemu di ruangan yang sangat kecil ini, tapi kondisi kehidupan di lingkungan yang jauh dari kebiasaan kami, itu membuat kami harus menguatkan satu sama lain.
Aku masih sangat ingat, saat itu bulan Ramadhan. Kami harus menyiapkan sahur dan buka puasa sendiri tanpa keluarga dan orang-orang terdekat, belum lagi melihat orang2 disekitar kami yang kebanyakan tidak berpuasa. Ramadhan tahun itu menjadi Ramadhan yang membuat kami bertambah dewasa.
Tahun pertama aku lalui dengan Tami sebagai teman sekamar sekaligus tempat menangis dan tertawa. lingkungan yang jauh dari Islam membuat semangat kami untuk lebih dekat padaNYA. Alhamdulillah, terasa sekali semangat kami dalam menunaikan sholat, membaca Al-qur'an, dan kegiatan ibadah lainnya.
Selama setahun menempati kamar kecil, aku dan tami masuk ke asrama yang lebih besar di tahun ke 2, tentunya dengan tambahan teman-teman lain. Tapi setelah tahun kedua selesai, kami memutuskan untuk tidak tinggal di asrama, aku tinggal di rumah dan Tami menyewa kamar kos. Tidak sekamar bukan berarti tidak sehati, ceilaa, kami tetap berkomunikasi kami tetap saling menguatkan satu sama lain.
Well.. it is hope that Tami and I can face this world succesfully and our friendship never end till we meet in Jannah , Amiin YRA.
0 comments