Kisah Luqman dan Anaknya

by - Januari 03, 2015

Aslamu'alaikum ,
Bismillahirahmanirahim.
posting kali ini ku mulai dengan sedikit kisah tentang Sesorang yang namanya disebutkan dalam Al-Qur'an , selamat membaca ^^

Kisah Luqman al-Hakim dan Anaknya Pergi ke Pasar
        Luqman al-Hakim adalah orang yang disebut di dalam al-Qurān surah Luqman. Beliau terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Nama panjangnya ialah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun. Ada yang berpendapat bahwa beliau berasal dari Sudan, dan ada pula yang menerangkan bahwa Luqman adalah seorang hakim di zaman Nabi Daud a.s   
       Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim bersama anaknya pergi ke pasar dengan menaiki seekor himar (keledai). Ketika itu Luqman naik di punggung himar sementara anaknya megikuti di belakangnya dengan berjalan kaki. Melihat tingkah laku Luqman itu, ada orang yang berkata, “Lihat itu orang tua yang tidak merasa kasihan kepada anaknya, dia enak-enak naik himar sementara anaknya disuruh berjalan kaki.” Setelah mendengarkan gunjingan orangorang, maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu anaknya diletakkan di atas himar tersebut. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, “Hai, kalian lihat Situ ada anak yang kurang ajar. Orang tuanya disuruh berjalan kaki, sedangkan dia enak-enaknya menaiki himar.”
      Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas punggung himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang-orang juga ribut menggunjing, “Hai teman-teman, lihat itu ada dua orang menaiki seekor himar. Kelihatannya himar itu sangat tersiksa, kasihan ya.”Oleh karena tidak suka mendengar gunjingan orang-orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, “Hai, lihat itu. Ada dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai. Untuk apa mereka bawa himar kalau akhirnya tidak dinaiki juga.”
Ketika Luqman dan anaknya dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman al-Hakim menasihati anaknya tentang sikap orang-orang dan keusilan mereka tadi. Luqman berkata, “Sesungguhnya kita tidak bisa terlepas dari gunjingan orang lain.” Anaknya bertanya, “Bagaimana cara kita menanggapinya, Ayah?” Luqman meneruskan nasihatnya, “Orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah Swt. Barang siapa mendapat petunjuk kebenaran dari Allah, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam mengambil keputusan.”Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, “Wahai anakku, carilah rizki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya orang fakir itu akan tertimpa tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya). Lebih dari sekedar tiga perkara itu, orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan menyepelekannya.”
 Kisah diatas terus tertempel erat dalam hidupku saat abi mengisahkan ini semenjak aku kecil dan mengulangnya saat aku remaja . Ya, dengan kisah Luqman dan Anaknya ku buat hidupku nikmat. Apa yang menjadikannya nikmat ?
1.  Nikmat menjadi diri sendiri . Disaat banyak manusia menyuruhku menjadi orang lain yang mereka anggap lebih baik, aku bertahan karena dukungan keluarga ku untuk melakukan apa yang aku suka dan aku bisa (selama masih dalam koridor islam).
2. Nikmat ketenangan hati. Disaat banyak manusia menggunjing diriku atau bahkan keluarga ku ,aku terpaksa 'cuek' kemudian memilih menjauh dan mencari lingkungan lain, toh bukankah lebih baik menata hati dari pada mendengar perkataan orang lain yang kebenaran nya tak pasti .
3. Nikmat  keyakinan kepadaNYA. Semakin sering manusia lain mencoba kelemahan ku, semakin aku percaya semua yang kumiliki dan yang terjadi padaku adalah kehendakNYA.

Hikmah dari kisah diatas yang paling kujadikan pelajaran adalah tentang Istikharah. Saat semua keputusan akan pilihan kita dilalui dengan pertimbangan hanya karena Allah, in sya Allah hasil dari pilihan  itulah yang terbaik untuk kita. Jika ada masalah pada pilihan kita, bukan berarti Allah memberi kita pilihan yang salah, itulah bentuk ujianNYA terhadap kita.

Berproses meyakini hal-hal diatas adalah hal yang wajar, semua rasa yakin kepadaNYA tidaklah mudah. Usaha untuk mendapatkan 'Rasa' Cinta kepadaNYA pun penuh lika-liku. Satu hal yang perlu kita tanam dalam setiap proses kita mencari nikmatNYA : ingat bahwa ALLAH tidak pernah meninggalkan kita :)

Kemudian hasilnya , akan kita nikmati rasa syukur yang terus menerus kita ucapkan karena Allah terus tambah nikmat untuk kita , walau saat suka maupun duka . Alhamdulillah, Oh Allah thanks for everything YOU gives to me and my family, we are nothing without YOU :")


You May Also Like

0 comments