­

Musuh Besar

by - November 13, 2012


Continue ..

ini bab yang bikin gw mau merangkum isi buku ini ..
soal hawa nafsu ..
banyak kegalauan hidup soal ini , ini lah musuh terbesar di hidup gw .. 
perjuangan untuk melawan nya sungguh amat membutuhkan 
jiwa besar dan hati yang lapang 
butuh kedekatan yg ekstra dekat untuk mengalahkannya ..

"Yaa muqallibal qulub tsabbit qolbi a'laa dinik"
"Wahai dzat yang membolak-balikkan hati ,teguhkanlah hatiku dia atas agama-MU"

semoga dengan membaca dan meresapi bacaan ini , 
kita bisa lebih sanggup melawan hawa nafsu kita :)
enjoy the review ^_-

ü Saya Harus Mampu Mengalahkan Nafsu Saya
Dalam kehidupan, manusia terlibat pertikaian abadi dengan nafsu dirinya sampai berhasil menguasainya atau dikuasai olehnya. Atau, ia tetap berada dalam pertikaian dan mengalami kekalahan atau kemenangan secara bergiliran sampai kematian datang menjemputnya. Dalil nya : Asy-Syams: 7-10 . 

1. Dalam menghadapi hawa nafsu, manusia terbagi menjadi 3 kelompok.    
Kelompok pertama, mereka ialah yang dapat mengalahkan nafsunya. Mereka adalah
orang-orang yang maksum.

Kelompok kedua, orang yang dikuasai nafsunya. Akibatnya ia sangat berorientasi dunia dan
tunduk kepada materi. Golongan seperti ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-NYA pada surah Al-Jatsiyah:23 

Kelompok ketiga, adalah orang yang berusaha keras mengontrol diri dan melawan
nafsunya.Mereka berbuat salah namun lekas bertaubat. Mereka berbuat maksiat, namuN
segera menyesal dan memohon ampunan. Dalilnya ada pada surah Ali Imran:135 
Orang-orang diatas disinyalir oleh Rasulullah saw. Dalam sabdanya : 
"setiap manusia banyak melakukan kesalahan , dan sebaik-baiknya orang yang melakukan
kesalahan adalah orang yg suka bertaubat' (h.r. Ahmad dan Tirmidzi) 

2.  Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan melawan hawa nafsu

o   Hati , Seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah saw.,

“Hati orang beriman begitu jernih. Di dalamnya ada lentera yang bercahaya indah. Sedangkan hati orang kafir berwarna hitam dan terbalik” (h.r. Ahmad dan Thabrani)
Al-Qur’an juga memberi gambaran hati orang-orang beriman pada surah Al-anfal:2 dan menggambarkan hati orang-orang kafir pada surah Al-Hajj:46 dan Muhammad: 24

o   Akal, yaitu akal yang dapat memandang dengan jernih paham, dapat membedakan hal yang baik, dan buruk. Dalilnya dalam surah Fathir: 28.

Rasulullah saw. Mensinyalir tingginya nilai nikmat Allah yang satu ini dalam sabdanya,
“Tidak ada makhluk yang diciptakan Allah yang lebih mulia dari akal.” (h.r. Tirmidzi)

Islam mendorong manusia agar menggali ilmu dan pengetahuan, serta memahami masalah-masalah agama. Semua ini disebabkan karena ilmu memiliki nilai dan kesan yang sangat signifikan dalam memperkokoh kedudukan iman di dalam diri manusia, juga dalam memperkenalkan pada rahasia-rahasia penciptaan alam raya ini. Dalil terkait akal ada pada surah An-Nur: 40 . Cahaya akal tidak bisa dipadamkan kecuali oleh maksiat, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Jika bukan karena setan-setan itu meliputi hati manusia, maka sebenarnyamereka dapat melihat tanda-tanda keagungan Allah di langit dan bumi”(h.r.Ahmad) 

3. Bentuk-bentuk kekalahan dalam melawan nafsu
Ketika hati manusia mati atau keras, dan kettika cahaya akal manusia padam. Perlawanan dan kekebalan jiwa manusia rapuh, maka setan menjadi qarin (pendamping setia)  baginya

ۚ اللَّهِ ذِكْرَ فَأَنْسَاهُمْ الشَّيْطَانُ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah ..”(Al-Mujadilah: 19)
Setan membuatnya ragu dalam setiap permasalahan hidupnya untuk menghalang-halangi dari jalan Allah. Dalil nya pada surah Al-Hasyr: 16. 

4. Cara-cara membentengi diri dari godaan setan
o   Tamak dan berprasangka buruk. Keduanya aku lawan dengan qanaah dan percaya.
o   Cinta dunia dan angan-angan. Keduanya aku lawan dengan rasa takut dan kematian yang datang tiba-tiba.
o   Suka santai dan mencari kesenangan. Keduanya aku lawan dengan keyakinan nikmat akan sirna dan timbangan yang buruk ketika menghadap Allah.
o   Ujub (membanggakan diri). Aku melawannya dengan yakin akan anugerah Allah dan takut menerima akibat yang buruk.
o   Menganggap rendah dan tidak menghormati orang lain. Keduanya aku lawan dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
o   Hasad (dengki). Aku melawannya dengan qana’ah dan ridha dengan nasib setiap makhluk yang telah ditentukan oleh Allah.
o   Riya’ dan mengharapkan pujian dari orang lain. Keduanya aku lawan dengan ikhlas.
o   Kikir. Aku melawannya dengan keyakinan bahwa semua yang ada di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal abadi.
o   Sombong. Aku melawannya dengan rendah hati (tawadhu’)
o   Tamak dengan dunia. Aku melawannya dengan keyakinan apa yang ada di sisi Allah dan zuhud terhadap aoa yang dimiliki oleh manusia.
Sarana lain yang sangat ditekankan dalam islam untuk membentengi diri dari segala godaan dan tipu daya iblis adalah mengingat Allah (zikir), membaca Al-Qur’an,dan Istighfar . Dalilnya dalam surah Al-A’raf: 201

You May Also Like

0 comments