Assalamua'laikum
Bismillahirahmanirahim
Desember punya cerita sudah masuk part akhir, Desember kali ini jatuh pada tahun 2016.
Sebuah moment yang pasti dikenang oleh setiap perempuan yang sudah menikah, dan setiap pasangan yang menanti buah hati nya.
Hampir 8 bulan usia pernikahan ku, sama seperti perempuan menikah pada umumnya, setiap bulan berharap tidak bertemu 'tamu bulanan'. Coba test pack (alat uji kehamilan) setiap telat datang bulan.
ㅤㅤㅤㅤㅤCerita yang lebih tradisional banget sebenarnya adalah tentang bagaimana menanggapi manusia-manusia ( menurut ku kebiasaan atau ga ada bahasan lain atau kepo😅) yang bertanya 'sudah isi belum?'padahal suami sendiri belum pernah bertanya itu, Kerennya pertanyaan itu hadir sejak 1 minggu usia pernikahanku.
Karena hidupku sudah terbiasa dengan pertanyaan basa-basi seperti itu, jadi aku lebih santai menanggapinya, Alhamdulillah sudah isi sarapan tadi pagi haha. Cuma kok dilalahnya makin bulan makin baper, ini fitrah perempuan yang sudah menikah atau lagi kurang bersih hatinya?. Kalo ngomongin target, aku dan suami ga nunda, tapi juga lagi nikmatin masa pacaran abis menikah jadi agak santai (saat itu) soal anak.
Intropeksi diri jadi hal wajib saat-saat galau, kadang kita suka gak ngerasa kalo masih belum siap atau bahasa Kerennya sekarang 'belum memantaskan diri' , ya jadilah yang Maha Pencipta Makhluk belum percaya. Kalo teori nya sih, katanya sebisa mungkin rayu Allah, minta di waktu yang tepat, tunjukkin kalo kita sudah siap menjadi orangtua. Kalo prakteknya menurutku intinya makin deketin diri ke Allah, soalnya kalo makin deket tuh, apapun yang Allah pilihin rasanya ikhlas aja, termasuk belum dikaruniai keturunan.
Alhamdulillah baper soal anak sedikit demi sedikit berkurang, ditambah keluarga yang gak rewel juga soal itu (menurut ku pengaruh banget). Sampe suatu ketika aku ngerasa ada yang salah sama badanku berkaitan soal keputihan (bisa googling). Aku agak khawatir karena ga biasanya berlebihan, dan lagi dalam keadaan kecapean. Suami pun nyaranin minum herbal yang pernah dia kasih waktu aku ga haid sebulan. Saat mau minum, kok tiba-tiba mau baca lagi packagingnya, padahal udah pernah dibaca sebelumnya, eh yang kebaca duluan kata-kata 'dilarang untuk ibu hamil'. Jadi deg degan abis liat tulisan itu, alhasil tebak2an lagi deh sama testpack.
Garis dua?? Ma sya Allah, percaya ga percaya liat hasilnya. Kasih liat ke suami pun ga pake nunggu lama dan ga ada acara surprise2an haha. Alhamdulillah, Allah sedang kasih hadiah juga menguji kami berdua, dalam benak kami juga masih bertanya, apakah kami siap?. Yap, Desember ini melengkapi cerita desember ku sebelum2nya, Allah beri lagi karunia untukku di bulan yang jadi penutup tahun kalender masehi ini. Bukan di bulan aku tidak Allah beri nikmat, hanya saja 3 tahun berturut-turut aku mendapat karunia yang lebih besar di bulan Desember, karunia yang menuntutku untuk jauh lebih dewasa.
Semoga dengan Cerita - cerita Desember nya Hilma, bisa dijadikan hikmah dan pacuan untuk lebih baik setiap harinya. Hidup ku berproses, doakan agar selalu istiqomah dalam sabar & syukur kepadaNYA, mendapat akhir yang baik (Khusnul Khotimah). Terimakasih juga buat yang udah baca tulisan di blogku, sebagai pengganti curcol juga penghantar energi positif lewat tulisan.
Be Better,
Hilma Herzegovina